Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus berjuang untuk melakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berbagai upaya pencegahan terjadinya Karhutla melalui teknologi pembukaan lahan berkelanjutan terus digalakkan pemerintah Indonesia. Satu diantaranya dengan meramu kayu pada lahan yang dibuka menjadi cuka kayu atau asap cair bernilai ekonomis.
Cuka kayu adalah cairan berwarna coklat pekat dan berbau sangit yang diperoleh dari distilasi (proses memanaskan) asap yang dihasilkan dari proses pembuatan arang kayu.
Bertempat di halaman kantor Koramil 12/Parindu, Babinsa bersama tim dari Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Kab. Sanggau melakukan praktek pembuatan cuka kayu. Cuka kayu ini diklaim sebagai alternatif membuka lahan selain dengan cara dibakar. Cuka kayu juga dikabarkan dapat menyuburkan vegetasi tanah.
Danramil 12/Parindu Kapten Inf Hadi Kusworo menjelaskan bahwa asap cair ini dibuat dengan cara membakar limbah-limbah organik hasil penebasan lahan seperti kayu yang dikumpul dalam tong besi. Selanjutnya asap pembakaran didinginkan dengan cara di distilasi/disuling sehingga menjadi diperoleh cuka yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
lebih lanjut Danramil mengatakan bahwa dengan kami melakukan praktek pembuatan cuka kayu ini, diharapkan Babinsa dapat mensosialisasikan lagi kepada masyarakat dan selanjutnya dapat dipraktekan oleh masyarakat lainnya tentang cara membuat cuka kayu yang kegunaannya untuk menjadikan pupuk tanaman. “Masyarakat dapat memanfaatkan sisa kayu saat mereka membuka lahan untuk dibuat cuka sehingga diharapkan mereka tidak lagi membakar lahan lagi,” tutup Danramil”