Anggota Koramil 02/Sejangkung Hadiri Kegiatan Pola Asuh Anak Dan Remaja (PAAR)

Sambas – Anggota Koramil-02/Sjk Menghadiri kegiatan Penyuluhan peningkatan kapasitas Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR)
Bertempat di Gedung Serba Guna RT 002/RW 001 Dusun Medang Desa Sulung Kec. Sejangkung Kab. Sambas, (4/8)
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Anggota Koramil-02/Sejangkung, Serda Mizwal, Camat sejangkung Drs. Suhaimi, Ketua PKK kab. Ibu Hj. Yunisa, S.Pd, Kepala Desa sulung Bpk Ambar, S.Pd, Dinsos PMD Drs. Suryadi, Narasumber Ust. Hatoli, S.Sy, MH serta Ibu-ibu PKK.
Serda Mizwal Babinsa Desa Sulung mengatakan “Pesatnya perkembangan teknologi membawa dampak pada pola pengasuhan orang tua terhadap anak, orang tua mengalami kegelisahan lantaran merasa tidak mampu memberi pengasuhan yang baik terhadap anak”, ujarnya
Lanjutnya “Penelitian KPAI menunjukkan hanya 25% orang tua yang belajar tentang pengasuhan terhadap anak, dan ketidakmampuan orang tua menjalankan tanggung jawab mengasuh serta melindungi anak juga berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak”,
“Ketidakmampuan orang tua ditandai dengan pengasuhan anak yang disertai dengan kekerasan fisik, mental, seksual, dan penelantaran. Hal ini akan menghambat tumbuh kembang anak,” ungkap Mizwal.
Danramil 1208-02/Sejangkung Kapten Inf Aris Yudi Yana saat ditemui ditempat terpisah menambahkan “Mengenai persoalan tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan Pelatihan Pengasuhan Berbasis Hak Anak di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan melibatkan lembaga pengasuhan alternatif maupun lembaga yang mempunyai unsur pengasuhan”.
Danramil juga menjelaskan “Peningkatan kapasitas penting bagi orang tua agar mampu bertanggung jawab terhadap anak, pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas orang tua agar mampu melakukan fungsi pengasuhan dengan baik seperti mendidik, memelihara dan melindungi anak dengan baik. Peran dominan dalam pembentukan karakter anak berasal dari keluarga itu sendiri ujarnya.
“Adanya batasan komunikasi antara anak dengan orang tua membuat anak lebih memilih bermain gawai. Padahal adiksi gawai membawa dampak buruk bagi anak”.
“Maraknya permainan yang berbau kekerasan seperti memukul, melukai, dan lain sebagainya, ternyata dapat menjadi referensi anak dalam menyelesaikan masalah”
Dijelaskannya juga bahwa “Pola asuh yang

terbaik

adalah pola asuh demokratis, yakni orang tua memberikan arahan tanpa menggurui, memberi kesempatan kepada anak mengungkapkan pendapatnya dan mengambil keputusan, anak juga perlu belajar untuk merasa kecewa, gagal, lelah, dan ekspresi lainnya”, Tutup Danramil

Tinggalkan komentar