Sintang – Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim secara virtual bersama Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia yang di gelar di Kabupaten Kota di Provinsi Kalbar, Selasa (14/02/2023).
Selain Kabupaten Sintang, kegiatan Roadshow virtual juga di ikuti beberapa Kabupaten Kota di Kalimantan Barat, seperti Mempawah, Melawi, Ketapang, Kapuas Hulu, Kubu Raya, Singkawang, Sanggau dan Sekadau.
Mewakili Komandan Kodim 1205/Sintang, Perwira Seksi Logistik (Pasilog) Kodim Sintang, Lettu Inf Perry Rajagukguk turut hadir bersama Bupati Sintang, Jarot Winarno, Ketua DPRD Sintang, Kasi Dokes Polres Sintang, serta perwakilan Instansi terkait mengikuti acara tersebut melalui Ruang Mini Command Center (MCC) Sekda Kabupaten Sintang.
Dalam sambutannya, Menko PMK RI, Muhadjir Effendy mengatakan, dialog ini bertujuan untuk memahami segala permasalahan yang terjadi, karena setiap daerah memiliki persoalan yang cukup spesifik untuk diselesaikan. Penanganan Stunting dan kemiskinan ekstrem tidak dapat dipukul sama rata, sehingga penangannya perlu dilakukan secara spesifik sesuai kondisi masing-masing daerah.
“Ini merupakan tindak lanjut atas pertemuan bersama Bapak Presiden beberapa waktu yang lalu, apresiasi untuk inovasi dan program yang telah diterapkan oleh Kabupaten Kota dalam upaya penurunan angka stunting serta penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia,” kata Effendy.
Sementara itu, Lettu Inf Perry saat ditanyai usai kegiatan menyampaikan dukungannya kepada Pemda Sintang dalam Program Nasional Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, meskipun di tahun 2022 angka kemiskinan ekstrem mengalami kenaikan sebesar 0,85 poin akibat dari musibah banjir di akhir tahun 2021 sehingga harga komoditi sawit, karet menjadi rendah, namun angka stunting menurun sebesar 19,5 poin pada 2022 dibandingkan pada tahun 2021.
“Sesuai apa yang di ucapkan pak Jarot, bahwa Sintang mampu menekan angka stunting dalam 2 tahun terakhir karena mengoptimalkan percepatan pencapaian desa ODF (Open Defecation Free) menggunakan dana desa,” terang Perry.